Laman

Selasa, 19 Februari 2013

Marga Suku Jawa

       Di kampung Jawa, Tondano, kabupaten Minahasa propinsi Sulawesi Utara, sekitar 10 km kearah timur kota Tondano  ,tinggal suku Jawa Tondano ( Jaton ) yang menggunakan nama marga bagi keturunan
mereka.  Mereka berasal dari persilangan berbagai budaya yang datang secara bertahap, mengenal salawat Jawa, berbagai upacara selamatan Jawa, juga menguasai seni Rodat, seni tari mirip dengan seni tari tradisional Aceh Seudati namun dengan irama yang lebih lambat. Beragama Islam, tinggal dirumah panggung yang terkesan lebih Minahasa dari pada Tondano yang semakin menjadi kota, menggunakan bahasa Minahasa disertai kosa kata jawa yang terselip tidak beraturan seperti jagongan ( kongkow kongkow ), sajen ( sesaji ), gombal ( kain lusuh ), sega ( nasi ), wedang ( air minum ), mitoni ( selamatan 7 bulan kehamilan ), kakang ( kakak laki2 ), mbakyu ( kakak perempuan ) dll. Oleh oleh khas Gorontalo jenang kacang bukan berasal dari budaya Gorontalo, melainkan dari budaya jaton. 
       Kampung Jawa Tondano ( Jaton ) awalnya didirikan oleh  pengikut pangeran Diponegoro Kyiai Mojo yang ditangkap Belanda pada tahun 1828 dan diasingkan ke Minahasa bersama 63 pengikutnya yang semuanya laki2. Mereka kawin dengan anak para tokoh adat Minahasa, 50 tahun kemudian sekitar tahun 1880 Sayid Abdullah Assagaf, cucu sultan Mahmud Badarudin II dari Palembang diasingkan juga kesini, membawa budaya Rodat serta mewariskan keturunan bermarga Assagaf yang sekarang tersebar disejumlah pemukiman orang Jaton. 
       Setelah kyiai Mojo dan Sayid Abdullah Assagaf, yang juga diasingkan oleh kolonial Belanda ke kampung Jawa Minahasa adalah panglima perang Padri bernama Malin Muda, pangeran Syarif Perbatasari dari Kalimantan Selatan, Teuku Muhammad Umar dari Aceh, Haji Saparua dari Maluku, pahlawan nasional kyiai Haji Rifa'i, serta Haji djaafar dari Banten. Kampung Jawa menjadi terminal kedatangan para pejuang yang diasingkan kolonial Belanda menyebabkan terjadinya persilangan berbagai budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Silat Jaton memiliki gerak campuran dari silat langkah lima Minangkabau dengan silat Cimande dan banyak jurus silat Jawa lainnya. Generasi selanjutnya kemudian menyebar ke kabupaten lain di Sulawesi Utara, Gorontalo, ke pulau Jawa, Sumatra serta pulau pulau lain di Indonesia bahkan hingga ke mancanegara dengan tetap memanfaatkan nama marga suku Jaton.  Ada sekitar 63 nama marga yang unik seperti Pulukadang, Wonopati, Suratinoyo, Kyiai Mojo, Haji Ali dll.  


Sumber :
Indonesia kecil di kampung Jaton, Kompas 6 Januari 2013.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar