Laman

Kamis, 04 Juni 2015

Riwayat pasar Tanah Abang,Jakarta

Seorang konsultan dan DJ musik belanda Sven Verbeek Wolthuys mengisahkan kenangan2 kakek neneknya
yang pernah tinggal di kawasan asri di Tanah Abang Bukit pada tahun 1863 - 1948. 
Pada abad 19 , Tanah Abang yang saat ini telah menjadi salah satu pusat perdagangan tekstil di Indonesia adalah kawasan pinggiran kota Batavia dengan rumah rumah elite yang besar dan asri ( pusat kota ada di kawasan kota tua ) . Merupakan sebuah perbukitan sehingga pada masa itu dinamakan Tanah Abang Heuvel alias Tanah abang Bukit.  Disana terdapat rumah yang digunakan untuk tempat beristirahat Gubernur Jenderal Gustaaf Willem van Imhoff ( 1705 - 1750 ). Merupakan tempat tinggal pejabat pejabat seperti  para konsulat asing, CEO perusahaan MacLaine and Watson, notaris terkenal  Yohanes Diedericus De Riemer ( 1906 ), anggota dewan keadilan mahkamah agung ( tahun 1919 ) .
Jejak perumahan mewah ini sudah tak tersisa lagi dan telah berubah menjadi pusat belanja tekstil yang dikenal sebagai pasar blok E  AURI Tanah Abang.

Tanah Abang :
Diperkirakan nama Tanah Abang berasal dari tentara Mataram yang menyerang VOC tahun 1928 dan menggunakan Tanah Abang sebagai pangkalan . Karena tanahnya merah atau "abang " menurut bahasa jawa , mereka menyebutnya Tanah Abang. Dalam perkembangannya, wilayah ini disewakan kepada orang orang tionghoa yang kemudian diubah menjadi daerah pertanian dan peternakan.  Ada yang mengusahakan wilayah ini untuk kebun tebu dan memiliki beberapa penggilingan tebu, ada juga yang mengusahakan kebun kacang karena minyak kacang menjadi salah satu komoditas yang laris saat itu, juga kebun jahe, kebun melati dan kebun sirih. 

Pasar Tanah Abang :
  • 30 Agustus 1735 Yustinus Vinc  membangun pasar Tanah Abang yang buka setiap hari sabtu dan pasar Weltevreden yang sekarang menjadi pasar Senen. Bangunan pasar terdiri dari bilik beratap rumbia.. 
  • Tahun 1740 pasar Tanah Abang diporak porandakan dan dibakar.
  • Tahun 1801 pasar Tanah abang hidup kembali dengan izin tambahan buka pada hari Rabu.
  • Akhir abad 19 sampai awal abad 20 : wilayah Tanah Abang banyak dihuni orang Arab. Belum ada bangunan permanen di pasar Tanah Abang,hanya ada peningkatan lantai dan pengerasan fondasi.
  • 1926 : Menjadi bangunan permanen berupa 3 bangunan memanjang..
  • 1975 : pada masa gubernur Ali Sadikin, diremajakan dengan biaya 1,5 Miliar.  Luas pasar 2,6 hektar dengan 4.351 kios serta 3.016 pedagang.
  •  1981: Pemerintah membangun pusat santapan umum pasar Tanah Abang terdiri dari 154 rumah makan padang, betawi dan tionghoa.
  • 1982: 110 kios dan 154 restoran baru dibuka.
  • 2010: blok B diresmikan, jumlah kios menjadi 20.000 termasuk yang diluar pengelolaan PD Pasar Jaya.

Sumber :
Dian Dewi Purnamasari, Tanah Abang Bukit kawasan elite yang hilang, harian Kompas 1 Juni 2015.

1 komentar: