Laman

Rabu, 27 April 2011

Ancaman Pandemi Flu Burung

Gejala flu atau common cold dalam bentuk tenggorokan gatal, bersin, hidung berair, pegal pada otot, kadang disertai demam, sebagian besar merupakan infeksi saluran napas bagian atas yang disebabkan oleh berbagai macam

virus dari kelompok rhino virus, adeno virus, virus influenza, parainfluenza virus, synctitial virus ataupun coxsacki virus, bersifat musiman dan mudah menular melalui batuk/bersin, banyak menyerang terutama pada musim dingin/hujan. Pada umumnya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 4 - 10 hari, menjadi lebih  lama dan berat bila diikuti komplikasi radang karena infeksi kuman pada saluran napas atas ataupun pada paru.  Yang disebabkan karena virus Influenza memberikan gejala penyakit paling berat dalam bentuk demam mendadak disertai lemah lesu tak berdaya, nyeri otot menonjol terutama di punggung dan anggota badan, sakit kepala serta hilangnya nafsu makan, pada kasus dengan demam tinggi sampai 39 derajat celcius yang berlangsung selama 4 - 5 hari akan diikuti kondisi badan lemah/lesu selama sekitar 1 minggu. Beberapa kasus berat karena virus influenza dengan komplikasi memerlukan rawat inap di rumah sakit , kondisi ini beresiko untuk terjadi pada anak dibawah 2 tahun, pada usia lanjut diatas 65 tahun , pada wanita hamil, pada mereka dengan penyakit kronis seperti Asma, Diabetes, penyakit jantung/ginjal/liver kronis, pada kasus HIV/AIDS, kanker.

Ada 3 tipe virus Influenza yaitu tipe A,B dan C.  Tipe A menyerang manusia, burung, ayam, bebek, babi ataupun ikan paus. Tipe B spesifik pada manusia saja, tipe C ditemukan menyerang manusia, babi dan anjing. Virus tipe A dan B selalu mengalami mutasi genetik secara perlahan ( antigenik drift ) sehingga pembuatan vaksin untuk pencegahannya setiap tahun harus disesuaikan dengan jenis virus yang sedang beredar, menyebabkan munculnya jenis virus baru dimana manusia belum mempunyai kekebalan menghadapinya sehingga sering menimbulkan wabah ( epidemi ) disertai kasus kasus berat yang diikuti kematian. Flu karena virus tipe C sangat jarang terjadi dan biasanya hanya menimbulkan gejala yang sangat ringan.

Virus Influenza tipe A dibedakan lagi menjadi subtipe berdasarkan komposisi protein Hemaglutinin ( H ) dan Neuraminidase ( N ) di permukaannya, para ahli menetapkan adanya 16 subtipe dengan H protein dan 9 subtipe dengan N protein. Virus ini dapat mengalami mutasi genetik secara cepat ( antigenic shift ) memunculkan jenis virus baru yang dapat menyebabkan wabah yang luas dibanyak negara didunia ( Pandemi ).  Tercatat pernah terjadi 3 pandemi besar didunia , yaitu :
  • 1918/1919     : Pandemi flu Spanyol.    Disebabkan  virus  Influenza A  subtipe H1N1, dianggap  merupakan  kejadian  penyakit paling  mematikan  didunia, menyerang  50 %  penduduk  dunia, 25 % penduduk dengan gejala klinis, menyebabkan  kematian  sebanyak  40 - 50 juta  orang  sebagian besar pada kondisi sehat sebelumnya dan berusia antara 20 - 40 tahun.
  • 1957/1958     : Pandemi flu Asia.  Disebabkan virus Influenza A  subtipe  H2N2, berawal di Cina, dalam  6 bulan menyebar  keseluruh dunia, menyebabkan sekitar 1 juta kematian.
  • 1968/1969     : Pandemi flu Hongkong. Disebabkan    virus  Influenza A  subtipe H3N2,   dari  Cina  menyebar  ke  Hongkong kemudian keseluruh dunia, angka kematian antara 1 - 3 juta orang. 
Virus influenza yang menyerang unggas disebut virus avian influenza atau virus flu burung, pertama kali diidentifikasi di Italia sekitar 100 tahun yang lalu pada tahun 1878, biasa menginfeksi burung liar terutama itik dan angsa tanpa menimbulkan gejala penyakit. Sebagian besar virus flu burung merupakan strain ( jenis ) low pathogenic yang tidak menimbulkan gejala atau menimbulkan gejala ringan berupa rontoknya bulu dan menurunnya produksi telur , dapat bermutasi menjadi highly pathogenic menyebabkan 100 % kematian pada unggas yang diserang dalam waktu 48 jam. Dari hasil penelitian terhadap sampel jaringan dari 2 orang kasus yang meninggal karena pandemi flu spanyol tahun 1918, diperkirakan pandemi ini disebabkan oleh bentuk mutasi virus avian influenza H1N1.

Highly pathogenic avian influenza H5N1 muncul pertama kali saat menyebabkan wabah pada ayam di Ghuangzo, Cina tahun 1996 kemudian menyebar ke Hongkong, sebagian besar Asia, selanjutnya ke Eropa, Amerika dan Afrika ( ditularkan melalui migrasi antar benua burung burung liar ).  Mulai terjadi penularan pada manusia di Hongkong pada tahun 1997, diikuti terjadinya penularan pada manusia di negara negara lainnya. Pada tahun 2006 telah menyebar di sekitar 60 negara disemua benua, selanjutnya banyak negara berhasil menanggulanginya dan saat ini pada tahun 2011 masih sering menyerang dan menyebabkan kematian banyak unggas di beberapa negara di Asia dan Afrika.  Hingga 21 April 2011 jumlah kasus pada manusia diseluruh dunia sebanyak 522 orang  dengan kematian 322 orang , tertinggi  ada di Indonesia sebanyak 176 kasus, 145 orang diantaranya meninggal dunia.  Dikhawatirkan suatu saat dapat terjadi mutasi lebih lanjut menyebabkan munculnya virus baru yang tidak hanya dapat ditularkan dari burung ke manusia tetapi juga menjadi mudah menular antar manusia, menyebabkan pandemi dengan jumlah kesakitan dan kematian sangat tinggi seperti yang terjadi pada tahun 1918 ( dikhawatirkan dapat terjadi saat seseorang yang sedang menderita influenza karena virus yang biasa menyerang manusia tertular virus flu burung menyebabkan mutasi akibat bergabungnya ke 2 jenis virus )  .

Perjalanan penyakit Avian Influenza H5N1 pada manusia secara cepat menimbulkan kondisi fatal, dimulai dengan gejala demam tinggi biasanya diatas 38 derajat celcius diikuti gejala flu, kadang kadang disertai gejala mual, diare, nyeri perut ataupun perdarahan di gusi dan hidung, kemudian terjadi gangguan pernapasan yang sering muncul pada hari ke 5 setelah gejala awal. Pemberian obat anti virus Oseltamivir ( Tamiflu ) atau Zanamivir ( Relenza ) pada umumnya berhasil apabila dapat dimulai pemberiannya pada 2 hari pertama sakit.  Oleh karena itu seseorang dengan gejala panas dan flu dengan riwayat kontak dengan unggas mati mendadak harus segera dilaporkan ke Puskesmas terdekat, untuk kemudian dilakukan pemeriksaan, pengobatan dan rujukan segera ke rumah sakit ( http://www.depkes.go.id/downloads/rs%20rujukan20fb.pdf ), juga untuk ditindak lanjuti dengan kegiatan pengamatan terhadap semua kontak dengan unggas mati yang sehat.   Selain itu, kejadian unggas mati mendadak dilingkungan tempat tinggal harus segera dilaporkan kepada petugas peternakan tingkat kecamatan sehingga dapat dilakukan upaya pemeriksaan memastikan penyebab kematian, serta pemusnahan unggas yang mati secara tepat dalam rangka mencegah penularan lebih luas.


Untuk mencegah makin meningkatnya kasus dan mencegah terjadinya pandemi, perilaku hidup sehat di masyarakat sangat penting, a. l : kebiasaan mencuci tangan/kaki dengan sabun (setelah menyentuh hewan peliharaan, sebelum/setelah mengolah makanan, setelah membersihkan hidung/batuk/bersin ),  mencuci telur/ayam sebelum disimpan,  tidak  memelihara unggas tanpa kandang, melaksanakan kebersihan lingkungan terutama bagi mereka yang memelihara unggas ( bersihkan kandang dengan desinfektan setiap hari bila perlu kemudian dijemur dibawah sinar matahari, membuang kotoran unggas dengan ditimbun, tidak ada makanan unggas tercecer agar tidak mengundang burung burung liar datang, menjauhkan kandang dari tempat tinggal, menggunakan sarung tangan dan masker saat menimbun/membakar unggas mati ).


Dalam rangka penertiban lalu lintas unggas ( virus avian influenza dapat ditularkan melalui sekret ludah dan kotoran unggas yang menyebar di udara ) serta sesuai pedoman nasional dan WHO , banyak pemerintah daerah di Indonesia membuat peraturan, a.l : Melarang memelihara unggas dekat rumah , merencanakan/melaksanakan pemindahan tempat penampungan dan pemotongan ayam.


Sumber :
  • The Merck Manual. 2nd edition.  ;   Influenza Pandemics history, Health protection agency. ;  People at high risk of developing flu related complications,CDC ;   Bird Flu origin, Avian Influenza news and information, avian influenza.org.
  • Afian Influenza fact sheet , Diseases coverted by GAR , WHO, http://www.who.int/
  • Flu burung, ancaman dan pencegahan, Dept Komunikasi dan Informatika Badan Informasi Publik 2005, http://www.bipnewsroom.info/file/flu_burung.pdf


Tidak ada komentar:

Posting Komentar