Laman

Kamis, 17 Februari 2011

Penyebaran Penyakit Kusta

Banyak spekulasi yang berkaitan dengan sejarah awal mula penyakit Kusta, catatan paling awal yang memberikan gambaran secara akurat berasal dari India yang ditulis
600 tahun SM disusul catatan dari Cina beberapa saat kemudian. Dalam kitab Weda agama Hindu ( 1400 SM ) disebut sebagai " Kustha ", dalam agama Khong Hu Cu disebut " Ta Feng " sebagai penyakit dibawah pengaruh setan yang dianggap tidak dapat disembuhkan,dalam Injil merupakan terjemahan dari bahasa Ibrani "Zaraath " dengan gambaran penyakit diperkirakan mencakup juga penyakit kulit lain, dalam Al-Quran disebut Al-Abras dan dalam Hadits disebut " Al-Majrum ".

Bukti nyata penyakit kusta pada kerangka manusia pertama kali ditemukan di Mesir, kelihatannya penyakit ini sampai ke Mediteranian saat serdadu Alexander Agung kembali dari India kemudian menyebar secara perlahan ke Yunani dan kekaisaran Romawi. Menyebar terus dan menjadi epidemi di Eropa Barat pada abad ke 12 dan ke 13 kemudian mereda, di Norwegia mencapai puncaknya pada abad ke 19 saat secara modern diuraikan oleh Danielsen dan Boeck, dan pertama kali diteliti secara bakteriologis dan epidemiologis oleh Gerhard Armauer Hansen.  Penyakit ini telah hilang sama sekali didunia barat dan Eropa Utara, masih umum dijumpai di Asia, Afrika, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Dengan diketemukannya kuman Kusta oleh Gerhard Armaeur Hansen pada tahun 1873, berkembang upaya untuk menemukan obat dan menanggulanginya, selanjutnya penanganan saat obat belum diketemukan dengan mengisolasikan penderita di leprosaria secara bertahap berubah untuk kemudian dilaksanakan melalui pengobatan rawat jalan. Saat ini obat Multiple Drug Treatment ( MDT ) terdiri dari 3 macam obat Rifampicin, DDS dan Clofacimin diberikan secara gratis kepada penderita dengan berobat jalan di Puskesmas maupun di Rumah Sakit.   Banyak negara telah mencapai target eliminasi Kusta ( kondisi angka kesakitan dibawah 1 per 10.000 penduduk ), melalui upaya pokok menemukan dan mengobati penderita sedini mungkin sebelum timbul cacat. Jumlah kasus diseluruh dunia telah dapat diturunkan dari 5,2 juta kasus pada tahun 1985 menjadi 213.036 kasus pada tahun 2009 awal.  Pada tahun 2008,  Penemuan kasus baru dilaporkan dari 121 negara, 94 % diantaranya   berasal dari 17 negara yang masing masing melaporkan jumlah kasus baru diatas 1000 orang yaitu : Angola, Bangladesh, Brasil, Cina, Congo, India, Ethiopia, Indonesia, Madagaskar, mozambigue, Myanmar, Nepal, Nigeria, Philiphine, Srilangka, Sudan dan Tanzania.  4 Negara terbanyak menemukan kasus baru adalah : India 134.184 kasus, Brasil 38.914 kasus, Indonesia 17.441 kasus dan Nepal 4.704 kasus. Jumlah kasus baru ditemukan tahun 2008 dibandingkan tahun 2002 : menurun diseluruh dunia dari 620.638 kasus menjadi 249.007 kasus, di India turun dari 473.658 kasus menjadi 134.184 kasus, di Brasil meningkat dari 38.365 kasus menjadi 38.914 kasus, di Indonesia meningkat dari 12.377 kasus menjadi 17.441 kasus, dan di Nepal turun dari  13.830 kasus menjadi 4.708 kasus.      Angka kesakitan Kusta di Indonesia sebesar 0,94 per 10.000 penduduk pada tahun 2008, masih tinggi diatas 2 per 10.000 penduduk di beberapa daerah yaitu di Papua, Maluku dan Gorontalo.  Jumlah kasus baru diketemukan dan diobati berjumlah diatas 1000 kasus pada tahun 2008 ada di 4 propinsi yaitu di Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.  

Sumber :
  • Anthony Bryceson MD FRCP, Roy E Pfaltzgraff MD Dsc, Medicine in the tropics, Leprosy , third edition ,1990.
  • Weekly epidemiological report, global leprosy situation, WHO, 2009, http://www.who.int/wer/2009/wer8433/en/index.html
  • Subdit Kusta, Dit P2ML, Depkes RI , saat lokakarya nasional " Situasi statis Kusta di Indonesia " akhir Juli 2009.
  • Buku pedoman nasional pengendalian penyakit Kusta, Dijen PP dan PL, Depkes RI 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar